Image by Kwartetwo

  • Info Lowongan Kerja - UPDATE

    Kapitan Cina Pertama

    KWARTETWO.COM : Keluar dari gang makam Kartadria, sekitar lima ratus meter kita akan menemukan Gang Taruna. Gang sempit ini letaknya di sebelah kiri ke arah Jalan Gunung Sahari. Dahulu, ”jalan tikus” ini disebut Gang Souw Beng Kong. Sebab di dalamnya terdapat makam Souw Beng Kong, kapitan Cina pertama di Batavia.

    Kalau dibandingkan dengan makam Kartadria, makam Tionghoa tertua satu-satunya di Batavia yang tinggal batu nisan (bong-pai) itu kondisinya sangat menyedihkan. Letaknya di tengah permukiman yang padat penduduk hingga amat sulit untuk ditemukan. Gimana nggak, sekarang ini makam tersebut hanya tinggal kelihatan bagian mukanya saja. Di atasnya dibangun rumah bertingkat dengan dinding tripleks dan tembok.

    Tak urung, sekitar 270 peserta Wisata Kampung Tua, acara tur sejarah yang digelar Museum Sejarah Jakarta akhir pekan lalu, cuma bisa geleng-geleng kepala. Bukannya kagum, tapi malah berujung kekesalan. Bayangkan, bangsa ini sama sekali nggak ada yang peduli dengan salah satu peninggalan situs sejarah itu.

    Menurut David Kwa, pengamat sejarah Tionghoa, makam ini ”terlupakan” begitu saja selama masa Orde Baru dan baru ditengok kembali setelah reformasi berlangsung beberapa tahun. Kabarnya, ada rencana pemugaran oleh Panitia Pemugaran Situs Souw Beng Kong. Selain dipugar, makam juga akan dikembangkan menjadi Taman Kota dan Objek Wisata Sejarah dan Kebudayaan.

    Gang Souw Beng Kong
    Pada tahun 1930-an kompleks pemakaman keluarga Souw ini masih dikelilingi pohon-pohon kelapa yang rimbun. Makam ini pemah dipugar oleh Kong Koan (Dewan Opsir Tionghoa) untuk pertama kalinya tahun 1909 dan kedua kalinya tahun 1929 yang saat itu di bawah pimpinan Majoorder Chineezen Khouw Kim An (1875-1946).
    Inskripsi dalam bahasa Tionghoa dan Belanda di kedua sisi kiri dan kanan bong-pai asli, ditulis oleh Majoor Khouw Kim An tertanggal 11 Oktober 1929, memberikan riwayat singkat Souw Beng Kong dan menegaskan bahwa bong-pai tersebut dipugar di tahun itu atas biaya Kong Koan.

    Souw Beng Kong (atau Bencon, dalam naskah Belanda) adalah salah satu figur penting dalam pengembangan awal kota Batavia. Ia lahir kira-kira tahun 1580 dalam periode Banlek (1573-1620) dari kaisar Beng Sin Tjong di kabupaten Tang-oa” (Tong’an), karesidenan Coan-ciu (Quanzhou), provinsi Hokkian (Fujian), Cina Selatan.
    Pada 11 Oktober 1619 Souw Beng Kong diangkat pertama kali sebagai overste (opperste) der Chineezen. Tahun 1625 gelar itu diubah menjadi cappiteijn ofte overste der Chineezen, kemudian tahun 1628 menjadi capiteijn der Chineezen. Dengan demikian ia menjadi kapitan Cina— begitulah jabatan ini dikenal di kalangan penduduk— pertama di Batavia dan juga di Nusantara.

    ”Sebagai kapitan Cina tugas Beng Kong mengurusi para pemukim Tionghoa di kota ini sebagai juru bicara dan penanggung jawab mereka,” ujar David Kwa kepada para peserta acara Wisata Kampung Tua. Ia menjadi penasihat resmi mengenai adat-istiadat Tionghoa pada pengadilan Belanda sejauh menyangkut adat-istiadat Tionghoa.

    Selain itu ia juga memiliki kapal, mengurus tempat judi, pembuatan uang tembaga, serta mengawasi rumah timbang bagi semua barang milik orang Tionghoa. Ia mengawasi pembangunan rumah-rumah para pejabat Belanda, dengan demikian ialah aannemer (kontraktor) Tionghoa pertama di kota ini. Ia juga bersahabat karib dengan Gouverneur Generaal Jan Pieterszoon Coen

    0 komentar:

      © Kwartetwo.com Didirikan Oleh Alan Maulana 2010

    Back to TOP  

    IP